Kamis, 31 Maret 2011

Selalu Cinta -a fanfict story-

Selalu Cinta

***

Kamu tanya , aku menjawab

Kamu minta , aku berikan

Kusayangi kamu …

***

Aku kembali terduduk di sini. Di taman ini, taman aku dan dia. Aku tak bisa menghitung bagaimana banyaknya kenangan yang aku dan dia miliki di tempat ini. Taman ini seakan menjadi saksi bisu kisahku dan dia.

Aku memejamkan mataku, menghela nafas sedalam mungkin dan menghembuskannya perlahan. Masih dengan mata terpejam, aku mencoba mengingat kembali kenangan manis antara aku dan dia.

Sore itu, aku berjalan menuju taman. Berlari, tepatnya. Kulirik jam tangan mungil yang melingkar anggun di tangan kiriku, dan mempercepat langkahku. Kulihat dia duduk di bangku taman, memangku gitarnya dan mulai memetik gitar itu perlahan.

“Maaf”, kataku setelah duduk di sampingnya. Ia menoleh, sepertinya baru sadar atas kedatanganku. Senyum terukir di wajahnya, senyum yang selalu kuingat hingga alam bawah sadarku.

“Kamu tuh ya, dari dulu ngaretnya nggak pernah hilang.” katanya, sambil mencubit pipi kananku lembut.

“Aaah”, aku meringis kecil sambil mengusap pipiku yang barusan disentuhnya. Wajahku memanas, aku yakin warnanya pasti semerah tomat. Ah, biar sajalah.

Ia tertawa kecil, lalu mengacak rambutku. Ini salah satu kebiasaannya saat bertemu denganku. Lagi-lagi, aku hanya bisa merengut, dan memajukan bibirku, manyun.

“Ah, berantakan nih” kataku sambil merapikan rambutku yang baru saja diacak.

“Biar berantakan tetep cantik kok. Aku suka” katanya sambil tersenyum padaku. Aku yakin, pipiku yang telah semerah tomat ini telah bertambah tingkat menjadi semerah cabai.

“Oh ya, kenapa telat ?” tanyanya kemudian.

“Aku ketiduran. Hehe” jawabku jujur. Ia tersenyum lagi. Kali ini beda, ia tersenyum geli, seakan menahan tawanya. Ia lalu kembali memetik gitar yang tadi ia hentikan. Petikan yang asal, namun tetap terdengar harmonis di telingaku. Ya, kuakui ia memang dewa dalam bergitar. Dan aku suka itu.

“Kebo” katanya lagi, pelan.

“Heh, ngomong apa? Enak ajaaa!” bantahku sambil mencubit lengannya. Ia tertawa lepas. Ah tawa itu, aku kangen.

“Kamu denger ya? Untunglah, ternyata pacarku nggak budek” Aku memalingkan wajahku darinya, lalu memasang wajah cemberutku. Ah, bodo.

“Yah, ngambek. Maaf deh maaf, becanda sayaaang” bujuknya sambil berlutut di hadapanku. Dasar gombal.

Aku terus memasang wajah manyunku, saat tiba-tiba ia menarik tanganku dan mengajakku berlari. Aku yang kaget harus benar-benar menjaga keseimbanganku agar tak terjatuh konyol di depannya.

“Kka, apa-apaan sih!” teriakku padanya, yang hanya dibalas dengan senyuman.

“Udah, ikut aja bawel” katanya.

Ia lalu membawaku ke ujung taman dan, hey! Aku tak pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya. Ini dimana? Dari mana ia tahu tempat ini?

“Tunggu disini bentar ya” katanya lembut sambil melepas genggamannya yang erat dari tanganku, dan berjalan memunggungiku. Aku melihat sekelilingku, ah sepinya tempat ini. Aku takut.

Aku terus menunggunya dengan perasaan tak karuan. Takut, cemas, dan ingin marah semua berkumpul jadi satu dalam benakku. Dia kemana sih? Sudah lebih 20 menit aku disini dan dia tak kunjung kembali.

Lututku bergetar, tak mampu lagi menopang tubuhku. Aku terduduk lemas. Kubiarkan cairan hangat berebut turun dari bola mataku, membentuk aliran sungai kecil di pipiku. Dimana dia? Aku takut sendiri!

Samar-samar kudengar lantunan nada indah dari petikan gitar. Aku menoleh, ternyata ia disana. Kulihat, ia berjalan mendekat ke arahku.

“Kamu kenapa nangis?” tanyanya. Ia melepas gitar yang sejak tadi digenggamnya. Tangannya bergerak menuju pipiku, menghapus anak sungai yang tadi tercipta, lalu menatapku dalam. Ingin rasanya aku membentaknya, memarahinya, tapi ah…entah kenapa bibirku seakan tak searah dengan hatiku.

“Takut” hanya itu yang keluar dari bibirku. Dan kuakui, betapa bodohnya aku. Aku mengutuk diriku habis-habisan. Tentu saja sekarang ia menganggapku cewek penakut yang lemah.

Ia mengusap kepalaku, setelah sebelumnya mengucapkan maaf untukku. Aku masih tak habis pikir, kenapa aku tak bisa marah padanya? Apakah ia mengontrol seluruh jalan pikiranku? Ah, lupakan. Aku tahu aku bodoh.

“Baru aku tinggal bentar aja udah nangis, gimana nanti kalo aku pergi?”

Aku menoleh, “Ah, kamu ngomong apa sih, ga lucu” bantahku. Entahlah, aku merasa ada sesuatu yang mengganjal dari perkataannya barusan.

“Aku serius, nanti kalo aku pergi ninggalin kamu, kamu harus janji ya, kamu akan terus dan tetap tersenyum” katanya lagi.

“Aku ga mau janji, karena kamu ga akan ninggalin aku, kamu ga boleh ninggalin aku” Ia tersenyum, lalu merogoh kantong jaketnya.

“Nih” katanya sambil mengulurkan permen lollipop ke arahku. Aku tersenyum, dan meraih lollipop itu dari tangannya. Langsung saja aku mengemutnya. Manis !

“Eh, aku punya sesuatu buat kamu. Pegangin dulu nih” kataku sambil menyerahkan lollipop yang sedang kuemut padanya. Aku mulai mencari benda yang kemarin kubeli untuknya dalam tasku. Ketemu! “Ini buat kamu. Kemarin kubeli di kios pinggiran jalan, makanya bisa nulis-nulis nama. Maaf ya kalo jelek, aku lagi ga punya du…” ucapanku terhenti seketika saat kulihat ia memasukkan lollipop yang tadi kuhisap ke mulutnya. Hei, itu kan bekas ludahku! Tidak, aku tak jijik. Aku hanya, hmm canggung. Bukankah ini ciuman tak langsung? Iya kan? Ahh..

“Eh, kenapa?” tanyanya dengan paras watados –wajah tanpa dosa-- yang membuatku makin geregetan. Dasar cowok, tak pernah peka dengan hal-hal seperti ini.

“Ini, buat kamu.” kataku, memutuskan mengabaikan peristiwa barusan. Ia mengambil benda itu dari tanganku.

“Makasih sayaaang. Bagus banget nih, aku suka !” katanya senang sambil menatap gantungan kunci bola basket yang betuliskan CS, inisial namaku dan dia. Aku hanya tersenyum, senang ia menyukai pemberianku.

“Aku masih boleh minta sesuatu nggak ?” tanyanya.

“Minta apa lagi? Kan aku udah ngasih itu.” protesku, sambil menunjuk pemberianku tadi. Ia tertawa, lalu mengacak rambutku – lagi --. Ahh ..

“Aku nggak minta macem-macem kok. Aku cuma minta ini” Ia mengecup pipiku lembut, membuatku kaget.

“I love you” bisiknya.

***

Ku bicara, kamu yang diam

Ku mendekat, kamu menghindar

Separah inikah kamu dan aku

***

Aku membuka mataku, membuyarkan ingatanku tentangnya. Sungguh, ingin rasanya aku menangis mengingat itu semua. Tapi kutahan, karena aku tahu, air mataku takkan mengubah apapun.

Aku melirik jam tanganku, lalu mendesah perlahan. Sudah 2 jam aku menunggu disini, namun dia tak kunjung datang. Aku tak menghubunginya, aku ingin menguji seberapa ingatkah ia tentang janjinya. Karena dulu, ia tak pernah melupakan apa saja tentang kami, bahkan hal kecil sekalipun.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah langit yang telah berwarna keemasan. Tak ada lagi sinar menyengat pandangan, tersisa awan jingga yang berarak, pertanda senja tiba. Tercipta gradasi warna yang indah di atas sana. Tiba-tiba, bangku yang kududuki bergerak. Aku menoleh, dan kudapati ia duduk di sampingku. Dia diam. Aku juga.

Sekian lama aku dan dia terduduk dalam keheningan, tanpa ada satu pun kata yang terucap. Sungguh, aku tersiksa dengan keadaan ini. Aku kangen dia yang dulu, dia yang bawel, dia yang cerewet, dia yang selalu memanjakanku. Kuputuskan untuk bicara duluan. Aku tak tahan lagi.

“Kenapa telat ?” tanyaku pelan. Kuharap pertanyaan ini bisa mencairkan bongkahan es yang memisahkan aku dan dia selama ini. Kuharap pertanyaan ini bisa mengembalikan dirinya yang dulu. Dirinya yang tak lagi kutemukan selama kurang lebih seminggu ini. Dirinya yang tiba-tiba saja berubah tanpa ku tahu penyebabnya.

“Maaf” katanya. Aku diam, menunggu. Mungkin saja masih ada yang akan ia ucapkan. Tapi, nihil. Ia kembali tenggelam dalam diam setelah mengucap satu kata itu. Jujur saja, aku kecewa. ‘Maaf’ bukanlah jawaban yang aku harapkan. Aku menghela nafas dalam.

“Kamu tahu, seminggu ini aku kesepian. Seakan ada bagian yang hilang dari hidupku.” ungkapku. Aku menoleh padanya, namun tak ada respon, ia tetap tenggelam dalam keheningan.

“Hidupku seakan hampa, nggak ada lagi warna di dalamnya. Aku sendiri nggak ngerti, gimana bisa diriku yang sesungguhnya hilang bagai ditelan bumi hanya karena nggak ada kamu? Maksudku, kamu emang ada, ragamu memang selalu kulihat, tapi hatimu hilang. Dalam jarak sedekat ini pun aku tetap nggak bisa merasakan kehadiran hatimu di tempat ini. Aku nggak tahu dimana harus mencarinya, aku benar-benar nggak tahu. Mungkin hatimu udah berkelana ke tempat lain, mencari hati lain untuk tempat persinggahannya. Atau mungkin, hatimu telah benar-benar menemukan hati yang lain, yang jauh lebih baik dariku.” Aku berhenti sejenak. Mencoba memerintahkan otakku agar tak memproduksi kelenjar air mata saat ini. Mataku benar-benar telah menghangat, dan pandanganku mulai kabur, pertanda bulir-bulir air mata telah bersiap untuk berebut turun. Tidak, aku tak boleh menangis, setidaknya untuk saat ini. Aku tak boleh terlihat lemah di depannya. Aku cewek kuat, aku kuat.

“Aku tahu, seluruh perkataanku mungkin nggak ada artinya bagimu. Mungkin kamu nggak peduli apa yang berkecamuk dalam benakku saat ini. Tapi kamu harus tahu, bagaimanapun perlakuanmu padaku, hatiku tetap akan jadi milik kamu. Kamu nggak akan terganti. Kamu tetap menempati ruang terbesar dalam hatiku.”

Seakan tak peduli dengan semua perkataanku, dia tetap diam. Sungguh, aku tak mengerti lagi apa yang harus kulakukan agar ia bicara. Aku rela menukar apapun yang kumiliki agar ku bisa mendengar desahan suaranya. Aku rela.

Aku dan dia kembali tenggelam dalam keheningan. Kalau memang dia nyaman dengan keadaan ini, baiklah, aku akan diam. Aku tak akan bersuara. Akan kuturuti kemauannya.

“Udah? Aku mau pulang.” akhirnya, aku bisa mendengar suaranya. Sayangnya, rangkaian kata yang terucap dari bibirnya tak sesuai dengan harapanku. Rangkaian kata darinya bagai ribuan jarum yang menancap tepat di hatiku. Tanpa menunggu jawaban dariku, ia berdiri. Mendekati motor Ninja hijau miliknya yang berdiri kokoh di samping taman. Kulihat, ia telah terduduk gagah di atas motor kesayangannya itu.

“Tunggu !” teriakku saat ia hampir memacu motornya, sambil berlari ke arahnya.

Aku mendekat, tapi… BRRUMM ! Ia menghindar. Motornya melesat bagai angin, dan membuatku hanya bisa terpana.

Ya Tuhan, separah inikah aku dan dia?

***

Bagaimana bisa, aku tak ada

Di setiapmu melihat

Sementara ku ada

***

“Shil, gue pulang dulu ya.” kata Sivia, sahabatku. Aku tersenyum, lalu menganggukkan kepalaku.

“Iya, cepetan sana, sang pangeran udah nungguin tuh” ledekku, sambil menunjuk-nunjuk pacar sahabatku ini, Gabriel. Yang ditunjuk hanya nyengir kuda ga jelas. Sivia melangkah memunggungiku, namun saat langkahnya yang ketujuh ia berbalik ke arahku. Aku hanya bisa mengernyitkan dahi menyatakan keherananku.

“Kenapa, Vi ?” tanyaku.

“Lo nggak apa-apa kan gue tinggal ?” tanyanya, dengan tatapan cemas. Aduh, plis deh Vi, aku bukan anak kecil lagi.

Aku terkekeh pelan, “Gue nggak apa-apa kali Vi, nyantai aja deh.”

“Lo pulang sendiri lagi ?” Aku mendesah pelan, Via menatapku iba.

“Menurut lo ?” kataku, sambil tersenyum miris.

“Aduh, gue lama-lama makin nggak ngerti deh. Sebenarnya gimana sih status hubungan lo sekarang ini sama si Ca…”

“Gantung” jawabku, langsung memotong ocehan Via. Sudahlah, aku sedang tak berniat membahas soal ini.

“Sabar ya Shillaku sayaang” Via mengusap pipiku. Aku tersenyum.

“Ikut gue ke parkiran yuk, kasian si Iel udah nunggu lama. Lagian sopir lo jemputnya di parkiran kan ? “ Tanya Sivia. Aku menggeleng.

“Gue ga dijemput, naik taksi aja“ bantahku.

“Ya tetep aja lo harus nemenin gue ke parkiran. Taksi kan adanya di parkiran doang. Wooo” Sivia mencibirku. Terpaksa, aku mengikutinya dengan dongkol. Yah, jadi obat nyamuk gratisan lagi nih. Asal tau aja, Sivia kalo udah sama Gabriel bisa lupa dunia.

Aku dan Sivia berjalan beriringan menuju parkiran sekolah kami, dan terbukti, aku benar-benar menjadi ‘kacang’ dan ‘obat nyamuk’-nya Sivia dan Gabriel. Daripada bengong, kuputuskan untuk meraih HPku, dan segera mengutak-atiknya.

“CAKKA !” aku segera menoleh saat Sivia dan Gabriel bersamaan meneriakkan nama tersebut. Nama yang setiap malam kusebut, kuingat, dan kutangisi karena perubahannya. Tanpa sadar, aku menunduk saat mataku dan matanya menyatu. Jujur saja, aku tak menemukan apapun di matanya indahnya. Tak seperti dulu, matanya selalu menatapku penuh sayang.

Derap langkahnya semakin terdengar, pertanda ia makin mendekat. Aku meremas tanganku yang kini telah basah dengan keringat, dan telah sedingin es. Semoga saja ini bisa meredakan detak jantungku yang seakan meronta ingin keluar dari tempatnya. Mungkin orang yang berjarak 1km dariku pun masih bisa mendengar detak jantungku ini.

“Hei Yel, hei Vi” sapanya pada Sivia dan Gabriel. Hei, bagaimana denganku ? Apakah aku invisible sehingga ia tak bisa menyadari kehadiranku saat ini ?

“Yap, hei juga. Shillanya nggak disapa nih?” Ah, Sivia bodoooh ! Apa-apaan sih dia? Kenapa bawa-bawa namaku segala? Aku tak mau ia berpikir aku membutuhkan sapaan darinya, walaupun sebenarnya memang itu kenyataannya.

Cakka sepertinya mengabaikan perkataan Sivia barusan, terlihat dari mimik wajahnya yang cuek. Atau sok cuek? Entahlah, kesimpulannya dia enggan menyapaku. Jangankan menyapa, menatapku saja tak ia lakukan.

“Ada perlu apa ya manggil gue ?” tanyanya. Sivia dan Gabriel hanya saling tatap, lalu akhirnya mengangkat bahu, saling menyalahkan.

“Ga penting ternyata. Gue duluan ya” katanya, lalu segera berlalu dari hadapan kami. Ia lewat di hadapanku bagaikan aku tak tampak di matanya, tak sedikitpun pandangannya ia tujukan padaku.

Aku terus menatapnya, hingga tubuhnya hilang bersamaan dengan melajunya motor Ninja miliknya. Aku tak tahu, namun yang pasti ada desiran aneh dalam dadaku saat ini. Aku merasa, ini kali terakhir aku bisa melihat dirinya, melihat sosoknya. Ah, semoga ini hanya perasaanku saja.

“Sabar ya Shil” kata Sivia lembut. Ia lalu mengusap punggungku perlahan, membantuku sedikit meredakan perih yang baru saja tercipta.

“I’m okay Vi. Trust me” kataku akhirnya. Lagi-lagi, aku membohongi diriku sendiri. Bagaimana bisa aku baik-baik saja saat orang yang sangat berarti di hidupku tak menganggapku ada?

***

Bagaimana bisa, kamu lupakan

Yang tak mungkin dilupakan

Aku selalu cinta, selalu cinta

***

Malam ini, lagi-lagi mataku tak bisa kuperintahkan untuk terpejam. Insomnia yang akhir-akhir ini menyerangku sepertinya kembali menghampiriku malam ini. Sebenarnya aku tak yakin hanya insomnia sialan itu saja yang menjadi penyebab susah tidurku saat ini, ada hal lain yang jauh lebih penting yang membuatku enggan menuju alam mimpi. Ya, Cakka-lah hal lain itu.

Kulirik jam yang melekat di tembok pink kamarku, yang membuatku menahan nafas. Kupejamkan mataku rapat-rapat. 5… 4… 3… 2… 1 .

Bersamaan itu pula terdengar alunan suaranya dari HPku. Lagu One Time-nya Justin Bieber yang ia nyanyikan memang kugunakan sebagai nada alarm Anniversary aku dan dia. Lagu yang ia nyanyikan di depanku saat anniversary kami yang ke 1 tahun, 2 bulan lalu. Lagu itu saat ini terasa begitu menusuk relung hatiku, kata demi kata yang terdengar seakan menambah perih di sini. Di hatiku.

Hari ini, 9 November 2010 tepat 14 bulan hubunganku dan dia berjalan. Ya, aku dan dia memutuskan untuk membentuk suatu hubungan di tanggal 09-09-2009. Tanggal yang bagus bukan? Asal tahu saja, banyak yang iri karena aku dan dia memiliki tanggal ini. Namun sayangnya, good date doesn’t change anything. Toh, hubunganku dan dia tak semulus tanggal cantik itu.

Kutatap HPku yang ada di genggamanku dalam, merelaksasikan seluruh pikiranku dari harapan-harapan yang berkecamuk dalam otakku saat ini. Bodohnya aku, aku tetap saja tak bisa berhenti berharap agar dia menghubungiku saat ini, sekedar mengucapkan ‘happy anniversary’ untukku.

Tiba-tiba benda mungil itu bergetar, menandakan sebuah pesan masuk menghampiri inbox-ku. Aku memekik kecil, ya Tuhan semoga pesan ini darinya. Semoga harapanku tak hanya menguap sia-sia. Kubaca pesan itu dan...

From : Sivia =)

Happy anniv shilla !

Hope everything will be better ;*

14 months , that’s a long time .

congrats !Keep smile please * Via =)


Aku mendesah, ah ternyata Sivia. Bodohnya aku terlalu berharap padanya. Orang gila pun mungkin tahu, tak akan ada ucapannya untukku. Tak seperti bulan lalu, yang ia menelponku dari jam 12 malam hingga 5 subuh, apalagi seperti 2 bulan lalu, yang ia sampai memanjat balkon kamarku dan ‘menculikku’ ke taman tepat jam 12 malam hanya untuk memberiku surprise. Tidak, kejadian itu tak akan terjadi saat ini, mungkin hingga seterusnya.

2 jam aku tetap tak bisa memerintahkan mataku untuk menutup, malah cairan hangat yang meronta keluar dari dalamnya, tanpa kuminta. Kubiarkan itu, kuharap semua goresan perih di hati ini akan ikut keluar dari tubuhku bersama dengan air mata yang mengalir tak kunjung henti. Tapi, selama apapun aku menangis, takkan ada yang berubah. Harapanku tetap takkan terwujud, takkan ada ucapan mesra darinya saat ini.

Aku tak habis pikir, bagaimana bisa ia melupakan ini? Bagaimana bisa ia melupakan sesuatu yang harusnya telah menempel erat di otaknya? Bagaimana bisa ia melupakan yang tak mungkin dilupakan?

“Happy anniversary” ucapku, memecah keheningan dalam derai tangis.

***

Kamu hilang, aku menghilang

Semua hilang, yang tak terkira

Jangan tanya lagiTanya mengapa …

***

Kau tahu rasanya ditinggalkan? Kau tahu rasanya disakiti? Kau tahu rasanya dilupakan? Jika tidak, tanyakan padaku. Karena itulah yang sedang kurasakan saat ini. Orang yang kusayangi, kucintai dan begitu berarti di hidupku kini menghilang. Tanpa jejak. Perih yang tercipta di hatiku kini benar-benar bertambah, mengikis seluruh permukaan hatiku dan menancap tepat di bagian dalamnya. Aku bahkan tak tahu ungkapan apa yang pantas untuk hubunganku dan dia. Masih ‘in a relationship’-kah ? Tapi aku tak lagi berkomunikasi dengannya, dan benar-benar lost contact saat dia menghilang, 3 hari lalu. Atau kami sudah tak memiliki hubungan apa-apa lagi? Namun tak pernah tercipta kata berpisah antara aku dan dia, dan aku juga tak pernah berharap perpisahan itu terjadi antara kami.

Kalau saja aku bisa memilih, aku lebih memilih dia membenciku, asalkan ia tetap hadir di hadapanku, dibandingkan dengan kondisi seperti ini. Aku bahkan tak tahu ia dimana, sedang apa, apakah ia baik-baik saja, apakah ia merindukanku seperti aku merindukannya saat ini. Ya, mungkin kalian menganggapku cewek yang bodoh, yang bahkan tak tahu apa-apa tentang pacarku sendiri. Tapi mau bagaimana lagi? Ia bahkan sudah tak pernah menganggapku ada, ia tak pernah lagi bercerita tentang dirinya padaku seperti dulu.

3 hari sudah ia menghilang, dan selama 3 hari pula aku terus mencarinya. Semua orang yang kenal akan sosok dirinya telah kutanyakan keberadaannya, namun seluruh jawaban mereka menyiratkan arti yang sama. Hanya gelengan kepala, ucapan ‘gue ga tau’, dan posisi bungkam yang terus aku terima. Putus asa? Ya, harusnya seperti itu, harusnya aku telah putus asa dan berhenti mencari, berhenti membuang waktuku. Tapi aku tak seperti itu, aku tak mau mengecewakannya, aku tak akan menyerah sebelum kutemukan dimana sosoknya berada saat ini.

Dan kau tahu apa anggapan orang lain akan keputusanku? Mereka malah memintaku untuk berhenti mencarinya. Alasan mereka sama, khawatir akan diriku yang langsung drop sejak kepergiannya.

Mereka bilang badanku semakin kurus, mataku bertambah cekung yang dibingkai dengan lingkaran hitam di bawahnya, wajahku terus terlihat pucat dengan bibir yang semakin pudar kecerahannya, namun tak kupedulikan itu. Yang terpenting hanya satu, dia kembali, bagaimanapun caranya.

*

Jam telah menunjukkan pukul 08.47, tapi aku tak beranjak dari tempat tidurku. Aku dilarang ke sekolah oleh kedua orang tuaku karena kondisiku yang tak memungkinkan. Aku jatuh sakit, dan kau tahu apa penyebabnya? Ya, tentu saja, siapa lagi kalau bukan Cakka?

Aku memilih untuk mengasingkan diri sementara ke villaku yang letaknya cukup jauh dari rumah, kuharap bisa membantu menenangkan pikiranku juga hatiku yang masih tertancap rasa perih. Sudah 4 hari aku disini, dan aku mulai bisa menenangkan diriku walaupun hanya sedikit.

Aku beranjak dari tempat tidurku, dan bergegas menuju kamar mandi, membasahi seluruh tubuhku dan berharap semoga bebanku ikut mengalir keluar dari tubuhku bersama air-air itu. Tak sampai 30 menit aku telah siap dengan pakaian yang biasa kugunakan saat jalan santai mengelilingi kompleks perumahan dekat sini, kegiatan yang selama 3 hari ini aku lakukan, sekedar untuk melepaskan penat.

Sekitar 15 menit sudah aku berjalan mengikuti arah kakiku, dan hmm ini dimana ya? Entahlah, aku sepertinya pernah ke tempat ini, tapi soal kapan, aku tak tahu. Ah, bodo amatlah. Aku lalu melanjutkan langkah kakiku yang terhenti, saat tiba-tiba kulihat seseorang yang begitu familiar di mataku. Dia menyerupai sosok Cakka, namun terlihat lebih dewasa. Dia Alvin, kakak Cakka.

“Kak Alvin !” aku menutup mataku, menanti respon yang akan kuterima, takutnya salah orang. Kalau salah, aku tak tahu bagaimana malunya aku.

“Shilla” aku membuka mata, bersyukur mendengar respon itu. Aku berlari kecil menghampiri Kak Alvin.

“Cakka mana, Kak ?” tanyaku langsung. Aku sedang tak ingin berbasa-basi saat ini. Kak Alvin pasti tahu dimana Cakka sekarang, Kak Alvin benar-benar orang yang tepat untuk kutanyakan.

Kak Alvin terdiam, bisa kubaca ada gurat kesedihan yang tersirat di matanya. Ia menghela nafas perlahan.

“Lo ikut gue sekarang Shil” katanya, lalu langsung menarik tanganku dan menuntunku kearah motornya.

“Kemana, Kak ?”

“Cakka butuh lo” jawabnya, yang langsung menumbuhkan ribuan tanda tanya di benakku.

*

Tanganku terangkat menutupi mulutku yang refleks terbuka, lututku lemas pertanda tak mampu lagi menopang tubuhku, bulir-bulir air hangat telah meronta keluar dari mataku. Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang tersaji di hadapanku. Cakka, orang yang begitu berarti dalam hidupku, orang yang selalu terlihat kuat di hadapanku, kini terbaring tak berdaya di atas ranjang putih, dengan berbagai alat yang tak kutahu apa namanya menghiasi beberapa anggota tubuhnya. Ya Tuhan, ini mimpi kan? Tolong jawab bahwa ini mimpi, dan kuharap saat ku terbangun nanti ia tetap di sisiku dengan kondisinya yang sempurna.

Aku melangkah perlahan ke arah kamar tempat ia dirawat, lalu duduk tepat di samping ranjangnya. Kuraih tangannya yang begitu dingin dan kugenggam seerat mungkin, berusaha mentransfer sedikit rasa hangat dari telapak tanganku. Aku mengusap pipinya, membelai rambutnya sambil terus diiringi oleh meluncurnya air mata di kedua pipiku.

“Kak, Cakka kenapa? Kenapa dia bisa seperti ini? Cakka sakit apa kak?” tanyaku pada Kak Alvin. Ia diam, tak bergeming.

“Jawab aku kak! CAKKA KENAPA?!” aku mulai meronta, menuntut jawaban atas keadaan ini.

“Cakka sakit, leukemia, kanker darah” aku terdiam, tak menyangka penyakit itu menyerang Cakka, sosok yang begitu kuat di hadapanku. Ya, kuakui akhir-akhir ini berat badannya menyusut. Ia juga sering terlihat memegangi kepalanya yang kutahu pasti sakit, namun ia tak pernah mengakui itu padaku. Ia juga semakin jarang bermain basket, karena kondisi tubuhnya yang melemah.

“Tapi masih bisa disembuhin kan kak? Dia masih bisa bangun lagi kan kak?” tanyaku dalam isak tangis. Punggung tangan Cakka kini telah basah dengan air mataku. Kak Alvin menggeleng samar.

“Stadium akhir, Shil. Tim dokter sudah menyerah. Ia masih bisa hidup seperti ini pun karena bantuan alat-alat itu. Kalau alat-alat itu dilepas, dia pasti sudah..hmm..dia pasti...”

Tanpa perlu lanjutannya aku sudah tahu pasti apa yang akan Kak Alvin ucapkan, aku tahu. Aku kembali terisak, bahkan lebih dari tadi. Semakin kueratkan genggaman tanganku di tangan Cakka, aku tak rela melepasnya.

“Dokter sedang berunding, meminta persetujuan semua pihak untuk melepaskan semua alat bantu yang melekat di tubuh Cakka, karena menurut mereka, ga ada harapan lagi bagi Cakka. Walaupun berat, semua keluarga udah setuju, karena kami ga mau ngeliat Cakka terus tersiksa dengan status hidupnya yang ga menentu. Hanya satu orang yang belum kami tanyakan. Dia memang ga termasuk di keluarga kami, tapi kami tahu dia sangat berarti bagi Cakka. Dan orang itu lo Shil. Apa lo bersedia dokter melepas semua alat bantu itu?”

Aku terdiam. Kubiarkan otakku bekerja dan berpikir mancari jalan terbaik apa yang harus kutempuh. Aku memang tak mau melihat kondisi Cakka yang tak menentu seperti ini, tapi di sisi lain aku juga tak mau Cakka pergi. Ya Tuhan, jalan apa yang harus ku pilih ?

“Ikuti kata hati lo Shil, jangan peduliin tekanan dari luar. Kalo memang lo ga bersedia, kami akan meneri…”

“Lepasin semuanya Kak. Aku bersedia”

*

Dear my beloved Princess, Ashilla Zahrantiara

Kamu sayang aku? Kalau ya, berjanjilah kamu ga akan membiarkan air matamu mengalir saat aku pergi.

Maafin aku, kalau akhir-akhir ini aku bertingkah keterlaluan padamu

Maafin aku kalau aku ngecewain kamu

Maafin aku karena aku ga bisa menjaga kamu

Maafin aku kalau aku membuat mata indahmu memproduksi bulir-bulir air mata

Kamu tahu alasan kenapa aku ngejauhin kamu akhir-akhir ini ?

Itu karena aku ga mau kamu tahu apa yang terjadi padaku

Aku ga mau kamu tahu akan penyakit ganas yang kini bersarang dalam tubuhku

Aku tahu , aku terlalu kasar padamu

Tapi kulakukan itu, bukan karena kemauanku

Aku hanya ingin kamu benci aku

Aku hanya ingin kamu marah padaku

Agar saat aku pergi, takkan ada tangisan darimu untukku

Agar saat aku pergi, kamu melepasku dengan senyuman indahmu

Terima kasih atas semua yang kamu berikan untukku

Terima kasih atas segala kenangan indah yang aku lalui bersamamu

Terima kasih karena kamu telah mengajarkan aku arti cinta sesungguhnya

Terima kasih atas senyumanmu yang terus terbayang di benakku hingga saat ini

Kamu harus janji, setelah kepergianku kamu akan kembali tersenyum

Kamu harus janji, akan mencari sosok penggantiku yang jauh lebih baik dariku

Kamu harus janji, kamu ga akan terpuruk karena kepergianku

Kamu harus janji, akan terus menata hidupmu saat aku tak ada di sampingmu

I love you, now, and forever

With love,

Cakka Kawekas Nuraga

Air mataku langsung terjun dengan sempurna setelah membaca lembaran surat itu, benda terakhir darinya untukku. Kini, tak ada lagi sosoknya yang begitu berarti bagiku. Tak ada lagi suaranya, tak ada lagi sentuhannya. Raganya mungkin telah pergi, tapi satu hal yang pasti, dia tetap di sini, di hatiku.

Selamat jalan, selamat menempuh kehidupan baru di atas sana. Tunggu aku, saat waktuku tiba, aku kan menemanimu dan tersenyum bersamamu. Aku cinta kamu, aku selalu cinta kamu.

***

Finished on Sunday , November , 21th 2010

On 12:55 WITA


by dhinny

Senin, 28 Maret 2011

Detik Terakhir (cerpen)

Detik Terakhir

by: VevenAJS

Shilla pov

Aku ? aku hanyalah seorang cewek yang mungkin udah gak ada harapan hidup. Aku divonis terkena kanker hati stadium 3. Belum sampai akut sih, tapi kesempatan aku hidup itu kecil banget. Ashilla Zahrantiara itu namaku. Aku beruntung banget mempunyai 2 orang sahabat. Allysa saufika ummari dan Cakka kawekas nuraga. Mereka adalah sahabat-sahabat ku dari kecil. Aku juga mempunyai seorang kekasih. RioJonathan Sindunata. Demi mereka aku bertahan hidup. Hanya Cakka yang tau tentang penyakitku. Aku tidak tega untuk memberitaukan kepada ify dan Rio.

Ify pov

Aku Ify, sahabat Shilla dan Cakka. Aku sangat sayang sama mereka berdua. Tapi aku menghianati Shilla. Aku suka dengan Rioyang notabane adalah kekasih Shilla. Aku suka dengan Riosebelum Shilla mengenal Rio. Aku gak mau egois. Aku ingin melihat Shilla bahagia, dan aku ingin menjadi sahabat yang baik buat Shilla. Aku tau Riohanya cinta ama Shilla. Makanya aku merelakan Riountuk Shilla.

Cakka pov

Cakka Kawekas Nuraga atau cukup dipanggil cakka. Aku sahabat dari Shilla dan Ify. Aku kasihan ngeliat Shilla. Shilla divonis kena kanker hati stadium 3. Aku yang selalu nemenin Shilla check up ke rumah sakit. Jujur aku sayang banget ama Shilla. Sayang aku ke Shilla itu beda ama sayang aku ke sahabat aku Ify. Bahkan bisa dibilang aku itu cinta ama Shilla. Shilla gak pernah tau apa yang aku rasakan. Aku gak egois. Aku seneng kakamu ngeliat Shilla bahagia dengan Rio.

Rio pov

Aku bukan cowok yang bisa dibanggain. Aku bodoh. Jujur di satu sisi aku sayang banget ama Shilla, tapi di sisi lain aku juga cinta ama Ify. Aku gak tau aku harus gimana. Aku jalanin aja sekarang yang ada. Aku gak mau kehilangan Shilla, dan aku juga pengen milikin Ify.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

“Shill, pulang yuk udah sore nih”

“bentar Cak, 5 menit lagi. Aku masih mau nikmatin udara di danau ini”

“besok kan masih bisa Shill. Besok aku janji deh nganterin kamu lagi kesini”

“janji yah, iya deh pulang yuk”

Shilla dan Cakka emang sering mendatangi danau masa kecil mereka.

@motor Cakka

“pakai jaket aku deh Shill, udah sore nih. Ntar kamu sakit lagi” Cakka khawatir dan melepas jaket motif blaster hitam putih miliknya.

“thanks Cak”

Sampai di rumah Shilla.

“thanks Cak udah nemenin aku hari ini” ucap Shilla ditambah dengan senyum

“samasama Shilla” cakka mengacak-acak lembut rambut Shilla

“gak mampir Cak?”

“gak ahh shil, udah mau maghrib nih, aku pulang dulu ya” tolak cakka

“thanks cak” shilla memberikan senyum manisnya

Cakka hanya membalas senyum Shilla.

----------------------------------------------------------skip-------------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya.

“ma, pa, dev, Shilla berangkat dulu ya” pamit Shilla dengan muka yang agak pucat

“kamu beneran mau sekolah sayang ? muka kamu masih pucet tuh, semalem kan penyakit kamu kambuh” ucap mamanya

“udah gak apa-apa kok ma. Shilla udah di tunggu Riotuh, dah mama” Shilla langsung ngibrit ke depan rumah

Di depan rumah shilla, Rioudah nangkring di atas kap mobil Honda jazz putih susu miliknya

“hai Yo, udah lama nunggu ?” sapa Shilla

“oh enggak kok, baru aja. Shill kenapa muka kamu pucet banget. Kamu sakit ya?” Riokhawatir

“ohh gapapa yo. Aku Cuma pusing dikit aja kok” elak Shilla

“ya udah, tapi nanti kalo gak kuat bilang aku ya, biar nanti aku anter kamu pulang” nasihat Rio

“sippo, yuk ahh berangkat. Telat ntar”

@Sekolah

Sepanjang pelajaran sejarah Shilla merasa perutnya sakit sekali. Dia udah berkali-kali ijin ke kamar kecil untuk muntah. Ify semakin khawatir dengan Shila.

“Shill, kamu aku anter pulang yah. Mukamu pucet banget noh. Kamu kenapa sih ? dari tadi bolak-balik ke wc?” Tanya Ify saat pergantian jam pelajaran

“hah, aku gapapa kok” katanya dengan memaksakan seulas senyum

‘aku gak yakin kamu gapapa Shill, pasti ada yang kamu sembunyiin dari aku’ ucap Ify dalam hati

Tiba-tiba Shilla merasakan sakit di perutnya. Beda dari bisaanya, kali ini sakitnya berkali-kali lipat. Shilla meremas perutnya, dan menyembunyikan sakitnya itu. Tapi akhirnya ia tidak bisa menahannya.

“awww.. pee..rr..uutt. gu..uu.eee .ss.aaa..kk..i.iitt .bba.nn.gggeeett .ff.ffy” ucap Shilla terbata-bata

“aduh Shill tahan bentar ya aku telfon Riodulu” ucap Ify tergesa-gesa

“halo yo,cepetan ke kelas. Shilla sakit, katanya perutnya sakit banget. Cepet yo” ucap Ify tergesa-gesa

“iya iya aku ama cakka langsung kesana” Riolangsung ngibrit ke kelas Shilla

“cak, ikut aku ke kelas Shilla ama ify katanya shilla sakit” Riolangsung menarik cakka

Shilla masih berusaha menahan rasa sakitnya itu. Tapi lama-kelamaan pandangan Shilla buram dan akhirnya Shilla pingsan. Ify semakin bingung sekarang. Tak lama kemudian Riodan Cakka datang

“kenapa ama Shilla fy?” Tanya Riokhawatir

“aku juga gak tau tiba-tiba aja dia sakit perut” kata ify

“kita bawa ke rumah sakit aja sekarang” ucap cakka

Riodan cakka langsung membopong Shilla ke mobil Rio. Shilla ditidurkan di jok tengah, sedangkan ify memangku kepala Shilla. Cakka masih di sekolah meminta ijin guru piket.

Sesampainya di rumah sakit Ify menelpon orang tua Shilla

Tak lama kemudian orang tua Shilla beserta Deva datang.

“gimana dengan shilla, fy ?” Tanya mama shilla cemas

“ify belum tau tante, shilla masih ditangani dokter” ucap ify

“emangnya shilla kenapa tan ? shilla sakit ?” Tanya Rioserius

“sebenarnya…… shilla terkena penyakit ka..nn..kkkee…rr hhaa…tt…ii… sta..dium 3” ucap mam shilla ragu

Ify dan Rioshock mendengarnnya. Ify langsung menangis sejadinya di pelukan cakka.

“gak, gak mungkin tan.. gak, tante bohong kan , tante Cuma becanda kan ? bilang ama kita tan kalo tante Cuma bohong. Bilang tan” ucap Riotidak percaya

Cakka yang sudah tau hanya bersikap biasa.

“itu bener yo” mama ify hanya menunduk

Rioyang awalnya berdiri bersandar di tembok kemudian merosot ke bawah dan duduk di lantai. Kedua kakinya ia tekuk dan meremas kepalanya..

“arrrggggggghhhh” teriak Riodan mengepalkan tangannya kuat-kuat

Deva menghampiri Riodan menenangkan Rio.

“sabar kak, kita berdoa aja semoga kak shilla gak kenapa-napa” ucap deva sembari menepuk pundak Rio

‘aku tau yo kamu pasti sakit banget ngedenger kabar ini. Aku yakin shilla sekarang ini lagi butuhin kamu, aku relain shilla buat kamu yo. Aku mau yang terbaik buat shilla’ ucap cakka dalam hati

‘shil, aku gak mau kehilangan kamu, aku gak mau kehilangan sahabat aku. Aku mau kamu kuat shill. Aku masih mau kamu nenemin aku. Aku sekarang relain Riobuat kamu, aku tau kamu ngebutuhin Rio. Aku iklas shill. Asal kamu bahagia’ batin ify yang sekarang nyender di bahu cakka

‘ahhhhhhhh aku bodoh, aku cowok macem apa? Jujur aku udah gak ada rasa ama shilla, tapi aku gak mau kehilangan shilla. Shilla butuh aku, aku harus nyingkirin dulu perasaan suka aku ke ify. Aku juga gak mau kehilangan kamu shill. Aku sayang ama kamu, meski gak sesayang dulu’ batin Rio

Mereka bertiga sibuk dengan perasaannya masing-masing

2 jam kemudian

Dokter keluar dari ruang ICU. Orang tua shilla menghampiri dokter.

Riotersadar dari tidurnya yang sudah berpindah tempat di sebelah ify langsung menghampiri dokter.

“gimana keadaan shilla dok” Tanya papa cemas

“shilla baik-baik aja kan dok?” Tanya riokhawatir

Ify dan cakka terbangun juga dari tidurnya dan menghampiri dokter

“emm sebenarnya penyakit shilla ini sudah mencapai stadium akhir, dan kami sudah tidak bisa lagi untuk menyembuhkan penyakit shilla. Salah satu caranya adalah dengan cara transpalasi hati” ucap dokter tersebut

Ify kembali menangis, ia sudah tidak kuat menahannya. Riomemeluk ify bermaksud untuk menenangkan ify.

“tapi kemungkinan shilla sembuh masih ada kan dok?” Tanya cakka

“saya tidak bisa memperkirakan, kemungkinan itu sangat kecil sekali” ucap dokter tersebut

Mama shilla tak sanggup mendengarnya, mama shilla menangis sejadi-jadinya di pelukan papanya shilla. Deva pun juga menangis.

“pak bu, ada yang mau saya bicarakan, bisa keruangan saya?. Oh ya shilla sudah sadar, kalian boleh menjenguknya” ucap dokter lagi

“makasih dok” ucap cakka

Mereka masuk ke kamar shilla, orang tua shilla ke ruangan dokter yg menangani shilla

“elah, napa kalian semua pada merah noh mata?” shilla berusaha untuk tidak terlihat lemah

“jangan sembuyiin rasa sakit kamu shill” ucap cakka

“sakit apaan sih? Aku gak sakit tau, aku Cuma kecapean” elak shilla

“tega kamu shill boongin aku , aku tau kamu sakit kanker hati, udah gak usah sandiwara buat nutupin penyakit kamu shill” bentak ify yang masih sesenggukan

“maaf” ucap shilla

“napa kamu gak cerita sama aku, dan ify shill? “ ucap riolembut

“aku gak mau ngerepotin kalian, aku gak mau bikin kalian sedih, aku gak mau jadi beban kalian. Aku mau nikmatin detik detik terakhir aku” tak terasa buliran air mata shilla jatuh

“stoooppp aku gak mau kamu bilang kalo ini itu detik terakhir kamu, aku yakin shill kamu sembuh. Aku mau kita sama-sama lagi” ucap ify dengan nada yang awalnya tinggi menjadi melemah

“aku gak yakin aku bisa sembuh”

“o ya yo, aku mau ngomong ama kamu”

Weeeeehh kayaknya kita musti keluar nih cak, kami tunggu di luar ya shill” pamit ify yang langsung narik tangan cakka untuk keluar.

“idih santai aja mbak nariknya , sakit tau” ucap cakka saat mereka sudah berada di luar

Ify melepaskan tangannya dan langsung memeluk cakka sambil menangis. Cakka yang mengerti perasaan ify hanya mengelus kepala ify dan menuntun ify untuk duduk di kursi panjang

“aku bego cak, udah tau rioitu pacar shilla. Kenapa aku harus naruh hati ama rio? Aku udah terlalu cinta ama dia cak. Aku ga mau shilla kecewa am aaku. Tapi aku juga cemburu kalo ngeliat mereka” ucap ify sesenggukan

“aku juga sama fy” ucap cakka sambil menatap lurus ke depan

“maksudnya?” Tanya ify bingung

“jujur aku sayang ama shilla, tapi rasa sayang aku ke shilla ini beda dengan rasa sayang aku ke kamu. Aku cinta ama shilla. Jauh sebelum shilla kenal rio….”

“aku gak mau egois fy, aku ngerelain shilla buat rio. Aku mau dia bahagia meski bukan dengan aku.” Sambung cakka

“aku gak tau harus berbuat apa sekarang, aku gak mau kehilangan shilla” ucap ify

“kamu harus relain riofy, sama seperti aku harus relain shilla.” Jawab cakka sambil menatap mata ify

“aku akan berusaha cak” balas ify

Sementara di kamar rawat shilla

“yo, aku rasa aku bukan yang terbaik buat kamu” ucap shilla sembari menundukkan kepalanya

“sssssttttt” riomeletakkan jari telunjuknya di bibir manis shilla

“kamu yang terbaik buat aku, dan aku sayang ama kamu shill” ucap rio

“masih banyak yo cewek yang lebih sempurna daripada aku, dan masih ada cewek yang bisa mencintai kamu lebih dari aku” ucap shilla

“tapi gak ada yang sesempurna kamu shill. Dan gak ada yang lebih baik dari pada kamu shil”

Riomenatap mata shilla lembut, terpancar jelas bahwa shilla lemah sekarang

“makasih yo” ucap shilla

“u’r welcome my princess” riokemudian mengecup kening shilla

Ify yang melihat itu dari jendala merasa panas, tapi ia tahan karena ia ingin sahabatnya bahagia .

Keesokkan harinya shilla sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah stabil.

@shilla home

“mama, shilla besok boleh sekolah lagi yah ma “ bujuk shilla

“shilla sayang kondisi kamu itu asih lemah, masa besok mau sekolah” tegas mama shilla

“yah mama shilla kan kangen temen-temen, boleh yah ma. Mama baik deh” rayu shilla

“jaaaahhhh ada maunya aja ngerayu mama kamu kak” deva nyahut

Shilla Cuma nyengir kuda

“ya udah deh, tapi nanti kalo kamu emang gak kuat, kamu ijin pulang aja” mama pasrah

“yeeeeee mama baik deh, makasih mommy” shilla memeluk dan mencium pipi mamanya

“ckckckckck girang amet dah” ucap deva

“sewot kamu dev”

Keesokan harinya

“pagi ma, pagi pa, pagi belo” sapa shilla yang langsung ngambil roti dan mengolesinya dengan selai kacang

“setdah kak, bagus dikit napa manggil aku.” Deva manyun

“ahahahahaha, emang kamu belo kan?” ledek shilla

“what ever” deva tambah manyun

“o ya dep, kamu anterin aku ya. Rioada rapat osis, jadi dia berangkat duluan”

“kagak. Kamu udah manggil aku belo, nd manggil nama aku dep. Nama aku itu DEVA kakak, bukan DEPA or BELO” dengan sedikit penekanan pada kata yang di capslock penulis

“iye iye deva, anterin aku yah” rayu shilla

“iye, yuk ahh cabut”

“ma pa deva ama shilla berangkat dulu ye”

“daaaaaaa mama daaaaa papa” pamit mereka berdua

@sekolah

“shilloooonnnngggg, aku kangen kamu shilla sayonngg” ify histeris dan angsung meluk shilla yang baru datang

“busssseeeeet dah lu py, baru kemaren kagak ketemu aja udah kangen kamu, gimana kalo aku udah gak ada”

“pliiiissss deh shill , aku gak mau kamu omongin tentang itu. Aku gak mau dengernya” ucap ify

“yah yah yah, ehh mana cakka?”

“auu ahh elap, mungkin dikelasnya”

Tak berapa lama bu ira selaku wali kelas mereka datang

-Skip-

Teeeeeeeeeeeeeeeeetttttttttttteeeeeeeeeeeeeeettttttttttttt

(gak enak banget dah belnya)

@kantin

“buseeettt dah fy ulangan matematika tadi susah banget.”

“bahahahaha perasaan mudah banget dah shil, kamu nya aja yang kagak belajar”

Mereka berdua ngobrol tentang ulahar matematika tadi semabari meminum jus tomat yang mereka pesan

“heihhoooo my sob” sapa cakka yang baru datang menyerobot jus shilla dan meminumnya hingga habis

“ya elah cak, aku baru minum dikit tuh jus udah kamu abisin, ganti kagak kamu.”

“neh minum aja punya ify” cakka mengambil paksa jus ify dan memberikannya pada shilla

“woy gembel, ini punya aku teplon. Gantiin noh jus shilla” ify merebut kembali jusnya

“iye iye bentar aku pesenin” cakka kemudian membeli jus untuk shilla

Selang beberapa detik riodatang

“hey” sapa riosambil tersenyum ke arah ify dan shilla

“hey juga” balas shilla

Ify hanya tersenyum ke arah rio

“mana cakka ? tumben berdua doang?” Tanya rio

“lagi pesen minum” jawab ify

Tak berapa lama cakka datang membawa jus shilla

Selama istirahat berlangsung mereka hanya mengobrol dan bercanda ria di kantin

Teeeeeeeeeeeeeeetttttttttttt

Bel tanda pelajaran terakhir pun berbunyi, mereka kembali menuju kelas masing-masing

Selama pelajaran berlangsung, shilla merasakan perutnya sakiiitt sekali. Ia berusaha menyembunyikannya dari ify. Tapi sial, ia mengerang kecil

“shil, penyakit kamu kambuh lagi?”

“hh gak apaapa fy hh” ucap shilla menahan rasa sakitnya

“ya ampun shil, hidung kamu berdarah, kamu kenapa ?”

“hhhhh sa…kkiiittt fyyy hhh” ucap shilla terbata-bata

Ify bergegas meminta ijin dengan bu winda dan membawa shilla ke uks

@kelas cakkrio

“yo perasaan aku gak enak nih”ucap cakka setengah berbisik

“maksud kamu?”

“aku ngerasa ada hal buruk yang terjadi ama shilla”

“aku juga”

Tak berapa lama pesan masuk dari hp cakka dan rio

From: ify ‘allysa’

buruan ke uks, shilla kambuh

Mereka berdua ijin untuk ke uks

@uks

Shilla pingsan di uks , mereka bertiga

langsung membawa shilla ke rumah sakit.

@rumah sakit

“udah fy jangan nangis terus dong, shilla gak butuh tangisan kamu. Dia butuh senyuman dan semangat” riomerangkul ify dan menenangkan ify

Cakka sedang berusaha menelpon orang tua shilla

10 menit kemudian orang tua shilla datang ke rumah sakit

“gimana shilla nak cakka?” Tanya papa shilla

“shilla kritis om”

Mama shilla menangis sejadinya, ify masih menangis di pelukan rio, sedangkan cakka terus”an berdoa agar shilla selamat

Tak berapa lama dokter keluar

“gimana dengan shilla dok?” Tanya mama shilla setengah sesenggukan

“keadaan shilla semakin memburuk, saya akan terus berusaha bu, o ya shilla sudah siuman kalian boleh meliahatnya. Dan ibu dan bapak boleh ke ruangan saya ? ”

“baik dok” ucap papa shilla

Usap air matamu

Dekap erat tubuhku

Tatap aku sepuas hatimu

“shillaaaaa..” jerit ify dan langsung memeluk shilla

Shilla hanya tersenyum simpul

“jangan nangis fy” ucap shilla

Ify melepas pelukannya

“hay sayang” sapa riodan tersenyum kearah shilla

“hay” balas shilla

“oh ya yo, mulai sekarang kita putus ya” ucap shilla sambil tersenyum

Cakka, rio, dan ify kaget

“kenapa shill? Kan aku udah bilang ke kamu kalau aku itu tetap nerima kamu apa adanya” jawab riocepat

“maaf yo, aku udah gak suka lagi sama kamu. Aku mencintai seseorang” jawab shilla

“hmmm, kalau itu maumu aku gak maksa” kata riotersenyum

“masih ada cewek yang lebih cinta kamu yo” ucap shilla sambil melirik ke ify

“siapa?” Tanya rio

“tuh sebelah kamu”

Muka ify langsung merah

“ahhhhhh” erang shilla

Shilla merasakan bahwa perutnya kembali sakit

“shill kamu kenapa ? aku panggil dokter ya” ucap cakka cemas

“biar aku aja yang panggil dokter” cegah rio

“shill tahan bentar ya” ucap cakka sambil menggenggam erat tangan shilla

Ify hanya menangis kecil sembari mengelus rambut shilla

Rioberlari keluar mencari dokter yang menangani shilla

Tak lama kemudian dokter datang dan segera memeriksa shilla

Mereka semua menunggu diluar dengan cemas

30 menit berlalu dokter keluar dari ruang rawat shilla

“ada yang bernama cakka? Pasien mencari orang yang bernama cakka” ucap dokter

“saya cakka dok”

“pasien mencari anda”

Cakka masuk ke ruangan shilla

“shill” panggil cakka pelan

“hay cak” sapa shilla dengan nada lemah

“cak, aku cinta ama kamu” ucap shilla dengan lemas

“serius shil? Aku juga cinta ama kamu” jawab cakka dengan wajah gembira

Shilla mencoba duduk, dan dibantu oleh cakka

“cak, temenin aku ke danau” pinta cakka

“hah? Yang bener aja shill? Kondisi kamu lemah banget”

“pliiissssss, permintaan terakhir ku” shilla memohon

“okedeh, aku coba ngomong ama dokter”

Shilla tersenyum lega, setelah pro kontra dengan dokter akhirnya cakka di perbolehkan mengantar shilla ke danau

@danau

Nikmati detik demi detik

Yang mungkin kita tak bisa rasakan lagi

Hirup aroma tubuhku

Yang mingkin tak bisa lagi tenangkan gundahmu

Gudahmuu….

Mereka berdua duduk di depan danau, shilla meletakkan kepalanya dipundak cakka. Tangan cakka berada dipundak shilla

“cak, aku sayang banget sama kamu” ucap shilla pelan

“aku juga sangat sayang sama kamu” balas cakka sembari mengelus pipi shilla lembut

“aku mau di detik terakhir aku, aku slalu sama kamu” ucap shilla

“jangan ngomong gitu ahh, aku gak mau kehilangan kamu shill” ucap cakka lembut

“tapi aku ngerasa waktu gak lama lagi cak, aku udah lelah dengan penyakit ini” ucap shilla dengan nada pasrah

“aku sayang sama kamu shill, aku gak mau kehilangan kamu”

Cakka mengecup kening shilla lama

“cakk, nyanyi buat aku dong” pinta shilla

Kan ku abaikan segala hasratku

Agar kaupun tenang dengannya

Ku pertaruhkan semua ragaku

Demi dirimu bintang

Biarkanku menggapaimu

Memelukmu, memanjakanmu

Tidurlah kau dipelukku

Dipelukku , pelukanku

Biarku pendam

Seluruh hasratku

Tuk miliki dirimu

Karna semua

Tlah tersiratkan

Dirimu kan milikku

Biarkanku menggapaimu

Memelukmu, memanjakanmu

Tidurlah kau dipelukku , dipelukku

Pelukanku

“makasih cak, kalo aku sudah gak ada, kamu mau gak nyanyiin lagu itu sebelum aku dimakamin?” pinta shilla

“nah ngaco lagi kan”

“serius cak, jawab dong mau gak”

“everything for you my princess” cakka mengacak-acak rambut shilla

Cakka memeluk shilla hangat. Shilla merasa waktunya sudah habis, ia memejamkan matanya. Cakka merasa Shilla tidak bergerak

“shill, bangun shill, pulang yuk” cakka membangunkan shilla

“shill… shilla sayang” cakka mengusap-usap pipi shilla tetapi tak bereaksi

“SHIIIIILLLLLLLLAAAAAAAAAA……….” Teriak cakka sambil menangis

Akhirnya cakka menggendong shilla kembali ke rumah sakit, shilla segera ditangani oleh dokter

Ify dan mama shilla tak henti-hentinya menangis. Riomemeluk ify erat . deva ikut menangis. Cakka tampak takut akan kehilangan shilla

20 menit kemudian dokter keluar

“gimana dok? Anak saya selamat kan” Tanya mama shilla beruntun

“maaf bu pak, kami pihak rumah sakit telah berusaha untuk menyembuhkan shilla. Tapi takdir berkata lain”

Semuanya shock mendengarnya . ify menangis sejadinya, rioikut menangis kecil, mama shilla pingsan, deva menangis, cakka memeluk deva dan menangis kecil

“GAK… GAK MUNGKIN DOK, DOKTER BECANDA KAN, IFY GAK PERCAYA”

“udah fy, shilla udah tenang” riomenenangkan ify

“ARRRRGGGGGHHHHHHHH” cakka berteriak dan mengepalkan tangannya kemudian menghentakkan ke lantai.

“TUHAN KENAPA KAU AMBIL SHILLA SECEPAT INI?” teriak cakka

“sudahlah kak cakka, kak shilla pasti gak mau kita semua sedih”

Nyanyikan lagu indah

Sebelum ku pergi dan mungkin tak kembali

Nyanyikan lagu indah

Tuk melepasku pergi dan tak kembali

Mereka semua masuk ke ruangan shilla dan melihat tubuh shilla pucat dan tampak sekali ketenangan disana. Cakka menghampiri tubuh itu dan menyanyikan sebuah lagu yang dipinta oleh shilla

Biarkan ku menggapaimu

Memelukmu, memanjakanmu

Tidurlah kau di pelukku

Di pelukku , pelukanku

“I love you shil” bisik cakka dan mengecup kening shilla

2 tahun kemudian

“terima kasih buat semuanya yang sudah hadir di acara pelepasan murid-murid kelas XII. Baiklah sekarang kita tampilkan perform dari Riodan ify” ucap MC

“kami akan menyanyikan sebuah lagu untuk mengenang sahabat kami yang sudah tiada shilla dan cakka. Kami harap mereka tenang disana dan di terima di sisi tuhan” ucap rio

Yah.. cakka telah meninggal menyusul shilla 2 minggu setelah kematian shilla. Cakka mengalami kecelakaan maut yang harus merenggut nyawanya.

Kemudian mereka mulai di posisi masing-masing. Ify memainkan grand piano, sedangkan rio memainkan gitar. Dan mereka mulai bernyanyi

*RIO* berjanjilah wahai sahabatku

Bila kau tinggalkan aku tetaplah tersenyum

Meski hati sedih dan menangis

Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya

*IFY* bila kau harus pergi

Tuk meninggalkan diriku

Jangan lupakan aku

*RIFY* semoga dirimu disana

Kan baik-baik saja

Untuk selamanya

Disini aku kan selalu

Rindukan dirimu

Wahai sahabatku

*IFY* berjanjilah wahai sahabatku

Bila kau tinggalkan tetaplah tersenyum

*RIO* meski hati sedih dan menangis

Ku ingin kau tetap tabah menghadapinya

*ify* bila kau harus pergi

Tuk meninggalkan diriku

Jangan lupakan aku

*RIFY* semoga dirimu disana

Kan baik-baik saja untuk selamanya

Disini aku kan selalu

Rindukan dirimu

Wahai sahabatku

*RIO* rindukan dirimu

Mereka menyudahi permainan mereka. Tidak sedikit orang yang memberikan standing applause. Tanpa mereka sadari, cakka dan shilla melihat permainan mereka dan tersenyum.

“kami sayang kalian rify” ucap shilla dan cakka

Ending

BERNAFAS TANPAMU (cerpen)

by: VevenAJS


Saat ku melihat mu untuk pertama kali

Arti cinta tersirat dalam benakku

Sebuah rasa bahagiakan semangat.

Berkumandanglah isyarat-isyarat indahnya cinta

Di sekujur tubuh ini

Saat ku melihat untuk pertama kali

Kau lewat di depan tubuh ini

Diri ini terdiam hanya untuk melihatmu

Jantungku berloncat-loncat kegirangan.

Ingin ku perlambat waktu

Agar kau tak pergi dariku

Saat itu terbentuklah sungai cinta

Yang mengalir begitu deras

Ke ujung sudut terdalam hati

Hingga ku jatuh kedalam kubangan cinta itu

Tetapi tak berani ku luapkan semua

Semua kata yang menyesak di dada

Hingga kau pergi

Tak ku sangka sejak terakhir aku melihatmu

Sampai saat iniku melihatmu lagi

Ternyata sungai itu tetap mengalir deras

Hingga menjadi kubangan yang sangat luas

Tapi tetap saja kata itu tak akan keluar

Dari bibir ini untukmu

CAKKA KEWEKAS NURAGA yang lebih akrab di panggil cakka sudah lama memendam rasa ama seseorang. Seseorang yang begitu cantik ,senyumnya yang manis,suaranya yang begitu lembut mampu membuat cakka begitu mengagumi nya melebihi apapun.cakka telah memendam rasa itu sejak cakka duduk di kelas 1 SMP. Muai saat itu cakka lebih sering memperhatiin setiap tingkah laku nya yang lucu.seiring waktu berjalan perasaan itu menjadi-jadi lebih dalam bahkan setiap malam dalam tidur cakka, cakka selalu mimpi’n dia,setiap doa yang cakka panjatkan cakka selalu memohon kepada tuhan agar diri nya diciptakan hanya buat cakka seorang,dan disetiap hari-hari cakka yang cakka pikirkan hanya dia,dia,dan dia yaitu ASHILLA ZAHRANTIARA alias shilla.pengen rasa nya cakka ungkapin seluruh isi hati cakka ke shilla tapi cakka sangat pengecut cakka gak berani buat jujur ama shilla cakka gak berani bilang kalau cakka suka ama shilla.gak tau kenapa setiap kali cakka ketemu dirinya rasa gugup yang luar biasa tiba-tiba muncul begitu saja dan itu membuat cakka jadi salting kalau di depan shila.cakka bingung harus ngelakuin apa.cakka sangat menyayangi shilla tapi dia gak punya keberanian buat ngungkapin semua itu.

Sekarang cakka sudah kelas 1 SMA keberanian cakka sekarang sudah terkumpul untuk mengungkapkan semua isi hati cakka.

cakka pengen nembak shila.tapi tetap saja cakka gak berani ngungkapin langsung sama shila dan akhirnya cakka putuskan untuk membuat surat untuk shila.

Isi surat :

To :shilla

Terlihat dirimu berdiri di hadap ku

Dengan semua semangat aku memandangmu

Dengan smua kekuatan aku menahan

Tak memperlihatkan kegirangan ku

Tanpa kau sadari kedua mataku ini

Selalu mengawasimu dan memperhatikanmu

Hatiku selalu menuggu kedatanganmu

Tak tahukah kau bahwa diri ini

Ingin selalu melihatmu

Mungkin lebih dari itu

Ku ingin kau selalu ada

Meski kau takkan pernah sadar

Dan takkan pernah tahu

Puisi itu khusus gue ciptain buat lo Shil.gue pengen jujur ama lo.sebenernya gue tuh sayang banget ama lo.gue udah sayang ama lo sejak kita kelas 1 SMP dulu.tapi gue pengecut shil gue gak punya nyali buat ungkapin semua itu.gue pengen ngehilangin perasaan gue ini shil tapi gue gak bisa.gue gk bisa membuang perasaan gue ke elo.malahan semakin lama gue memendam perasaan ini gue semakin menyayangi lo. bahkan gue ngikutin lo sekolah di SMP ini.itu karena apa.karna gue sangat menyayangi lo shil.gue sayang banget ma elo shil.maafin gue shil gue gk berani ngungkapin ini semua langsung di hadapan elo.gue ini memang pengecut ya.hhehe…sekarang terserah elo mau terima gue apa enggak.yang penting gue udah mencurahkan isi hati gue ke elo walaupun lewat sepucuk surat tapi gue udah lega bisa ngungkapin semua ini.terimakasih shilla sudah menyisihkan waktu buat baca surat ini.

Gue terima apapun keputusan lo shil …..

Gue tunggu jawaban lo

CAKKA

Keesokan paginya.

@kelas VII a

Tettttetetettt………

Bel berbunyi pertanda kelas mau dimulai. cakka bergegas menuju kelas dan saat cakka masuk kaki nya terhenti dan pandangan nya langsung tertuju pada seorang cewe yang dia idam-idamkan selama ini.shilla tersenyum pada cakka.

‘ya ampun gue gak nyangka akhirnya dia tersenyum buat gue.’batin cakka

Cakka membalas senyuman shila

“cakka” panggil seseorang.

Spontan cakka kaget mendengar nya

“ngapain kamu masih berdiri di situ.cepat duduk” perintah orang itu

Oh my god ternyata pak Duta.

‘kapan pak Duta masuk dan duduk di situ ya ? perasaan pas gue mau masuk tadi pak Duta gk ada’batin cakka

Pelajaran berlangsung.cakka gak focus dengan pelajaran nya senyum shilla yang menawan tadi terus membayang-bayangin nya.

Cakka bingung gimana mengasih surat ini langsung ketangan shila tanpa diketahui oleh siapapun.

Cakka terus berpikir,pikir,dan pikir.

“aha…….(sambil menjentikan jari) gue dapet ide” teriak cakka spontan

“apa ide kamu cak ? kamu sudah tau bagaimana cara mengatasi permasalahan yang dialami negeri kita saat ini” Tanya pak Duta

cakka kaget.cakka gak ngerti plus bingung.

“eh ..em .. en…gg.. gak pak”jawab cakka gugup

“enggak, bukan nya kamu bilang tadi kamu sudah dapat ide”Tanya pak duta heran

“sudah lupa pak”

Hahahhaahaha

Seisi kelas mentertawakan cakka.termasuk shila (hikz hikz T_T).

“lah kok pada ketawa sih. bingung gue.emang ada yang lucu ya perasaan gak ada deh.ckckck sudah strees ya kalian.ahahhahhaha”

Penulis : “napa lu ikutan ketawa cak ?”

Cakka :”lah kok nanya ke gue.yang bikin cerita kan elo.jadi gue ngikut apa kato lo”

Penulis :”o iya ya gue lupa cak.untung lu ingetin .ahahhah :D”

Cakka :”ah dasar pelupa lo”

Penulis :”idih biarin :P .kenapa sewot lu”

Cakka :”kagak lah ngapain gue sewot ==’.lo kali yang sewot “

Penulis :”gue sewot.kenapa gue jadi sewot.hah ?”

Cakka :”mana gue tau elo sewot kenapa.emang gue pikirin :P”

Penulis:”ah dasar lu cak.gak bersyukur banget gue jadi’n peran utama dicerpen gue.gue ganti nih”

Cakka:”hehehe maaf deh.kan Cuma bercanda masa gitu aja marah.udah ah lanjut banyak bacot banget sih lo.kasian tuh pembaca sudah nungguin kelanjutan nya”(penulis ke geeran tuh ahhaha)

Penulis:”heheh ia ya.ahahha.ya udah deh LANJUT …..”

>>>>>>>>>>>>>skip<<<<<<<<<<<<<

Pelajaran usai.sekarang waktu nya istirahat.anak-anak pada keluar semua dan yang hanya tertinggal dikelas hanyalah cakka seorang diri

‘mumpung gk ada orang lebih baik sekarang gue selipkan surat ini kedalam tas shilla.’batin cakka

‘huh untung gak da yg liat.semoga shilla baca surat ini.amin’batin cakka lagi sambil mengamini.

Keesokan harinya.

‘ya allah semoga hari ini hari yang menyenangkan buat cakka.semoga shilla baca surat dari cakka dan mudahan perasaan shila ke cakka sama ama perasaan cakka ke shila.ya allah kabulkan doa cakka ini ya allah.amin’doa cakka

@kelas

Sesampainya cakka kekelas.cakka menemukan secarik kertas yang terdapat di laci meja cakka.dan cakka langsung membaca isi dari kertas itu

To : cakka

Temuin gue ditaman belakang sekolah.sekarang

Shilla

@taman belakang sekolah

Shila sedang duduk manis di kursi panjang yang sengaja di letakkan oleh pihak sekolah untuk para siswa.

cakka menghampirinya.

“shila”ucap cakka lembut

“hai cakka”

cakka terdiam karna terpana dengan senyuman indah nya itu.oh tuhan.

Selang berapa detik tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut cakka maupun shila

“shil”

“cakk”

Ucap mereka barengan.kok bisa ya ?_?

“hemp.elo dulu deh”

“elo dulu aja deh shil.gue kan cowo jadi harus ngalah ma cewe.hhehe”cakka nyengir kuda

“ya udah deh.gue duluan.gue pengen jawab surat elo yang kemaren”

Deg deg deg

“gue ……”

“gue…..”

cakka hanya terdiam sambil berdoa didalam hati berharap shila menerima nya.cakka terus menuggu,menunggu jawaban dari shilla.dan akhirnya….

“gue gak bisa cak”

Dep.jantung cakka serasa berhenti denger kata “gk bisa”.pupus sudah harapan cakka buat jadi cowonya shila.

“gue gak bisa nolak lo cak”

“apa shil ? lo serius”

“gak”

“loh ?”

“gue gak serius lagi cak duarius malah.gue nerima elo buat jadi pacar gue .karna gue juga udah suka plus sayang ma lo cak.tapi gue gengsi bilang nya.kan gak lucu cewe nembak cowo iya kan cak ?”

“iya shil.gue juga bodoh banget.kenapa gue gak ngomong semua ini dari awal”

Huaaa……..ternyata harapan cakka gak jadi pupus.

‘makasih ya allah sudah ngabulin doa cakka selama ini.’ucap cakka dalam hati

“jadi sekarang kita pacaran nih”

“hedeh dasar lo cak.kan gue tadi udah bilang ama lo kalo gue nerima elo buat jadi pacar gue.malah nanya lagi lo cak.hedeh hedeh…”

“ye.. gue kan Cuma ngepastiin shil”

Tetttttttetetettttttttttt…..

‘Hoeh napa mesti bunyi sih tu bel kan gue masih pengen lama-lama bersama shila.’batin cakka

“cak.. udah bel tuh masuk nyok”ajak shila

“ayok”

>>>>>>>>>>>>skip<<<<<<<<<<<

Satu bulan kemudian ……..

Cakka:”buju buset dah.baru aja jadian sudah sebulan aja lo”

Penulis:”hoalah bawel amat lu cak.biarin napa.kan sesuka hati penulis.bleee:P.mau lanjut kgak nih”

Cakka:”LANJUT…dong”

Sebulan sudah cakka menjadi orang yang special dihati shila.cakka seneng banget.begitupun shila.shila perhatian banget ama cakka.shila juga baik banget.mungkin saat ini cakka lah orang yang paling bahagia di dunia karna bisa ngedapetin cewe secantik and se ferfect shilla.

@home shila

“shila.kamu kenapa ? kok muka kamu pucat kamu sakit ya”Tanya mamah shila

“gak mah.Cuma pusing aja.palingan ntar juga sembuh”

“kamu beneran gak apa-apa.kalau kamu emang sakit mendingan kamu gak usah sekolah aja dulu”

“gak mah.shila gak apa-apa kok”

“tapi muka kamu pucet banget nak.kita ke dokter ya”

“empp.gak usah mah gak perlu.palingan shila Cuma kecapean aja”

“beneran kamu gak apa-apa kalau begitu mamah berangkat dulu ya”

“baik mah”

Mamah shila berjalan menuju pintu keluar.

Tiba-tiba

“aduh…kepala gue kok ssaa..kitt..bba..ngeett”shila menggerang kesakitan,dia mancoba untuk bertahan tapi dia gak bisa.brukk akhirnya shila ambruk juga.dia terjatuh kelantai.

Mamah yang mendengar jeritan dari anak semata wayang nya itu langsung menghampiri shila dan membawa shila ke rumah sakit.

@rumah sakit

Shila sedang diperiksa.gak lama kemudian dokter keluar dari ruangan.

“gimana dok keadaan anak saya”

“ibu yang tabah ya”

“tabah.apa maksud dokter.anak saya gak kenapa-napa kan dok .jawab dok, jawab”paksa mama shila sambil mengoyang-goyangkan tubuh dokter

“anak ibu terkena penyakit kanker otak dan sudah stadium akhir.dan mungkin harapan nya untuk hidup tinggal beberapa minggu saja”

“apa dok.dokter bercanda kan.dokter gak serius kan dok”mamah shila meneteskan air mata

“saya serius bu.saya gak bercanda”

“dok saya mohon lakukan yang terbaik buat anak saya.saya akan bayar berapa pun biaya nya.asalkan dia sembuh dok”

“kami akan berusaha bu”

Shila yang sedari tadi sudah siuman syok mendengar percakapan antara mamahnya sama dokter.

Shila meneteskan air matanya.

Mamah shila memasuki ruangan shila

“shila.kamu sudah sadar nak.kamu kenapa nangis.kamu jangan nangis ya sayang”

“mah.kenapa ini semua harus terjadi ama shila mah.shila gak mau mati dulu.shila masih ingin hidup.shila masih ingin membahagiakan mamah.shila belum …”

“ssssttt………udah sayang jangan diterusin lagi.kamu gak boleh bicara sperti itu.mama yakin kamu pasti sembuh dan mamah yakin kamu bisa membahagiakan mamah”

“tapi mah dokter tadi bilang kalau umur shila hanya tinggal berberapa minggu saja mah.shila takut.”

“kamu jangan takut sayang.mamah yakin kamu sembuh dan gak akan ninggalin mamah.sekarang kamu istirahat ya.jangan banyak bicara.”mamah shila mengelus pipi lembut anaknya dan mengecup kening shila.

“mah.mamah mau kan janji sama shila”

“janji apa sayang.”

“jangan kasih tau ini semua sama cakka ya mah.karna shila gak mau cakka kepikiran dengan penyakit shila ini”

“oke sayang mamah janji gak akan ngasih tau cakka.sekarang kamu istirahat ya”

>>>>>>>>>skippp<<<<

Beberapa hari kemudian kondisi shila membaik dan sudah diperbolehkan pulang.

Sementara itu.

@ cakka home

“shila shila shila.lo kemana aja sih shil gue telpon gak diangkat,di sms gak dibalas.gue kerumah eh elo nya gak ada.shil shil kamu kenapa sih?”

Tiba-tiba..

Drrttt…..drtttrtt…

Hp cakka bergetar dan yang nelpon itu adalah shila

“hallo”

“cak.gue minta putus”

“apa shil…….mak”

Belum sempat cakka nerusin kata-kata nya shila sudah menutup telpon nya.

Cakka mencoba telpon balik.tapi sialnya

“Sisa pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini silahkan…..”

“arghh.. sial.napa ni pulsa mesti abis sih.arghh sial sial sial”

Cakka marah-marah gak jelas.cakka bener-bener gak bisa nerima apa yang dikatakan sama shila.cakka langsung menemui shila dirumah nya.

@ shila home

Tok..tok..tok

cakka mengetuk pintu rumah shila

Kreekkk……..

Pintu terbuka dan…….

“cakka.ngapain lo disini ? “

“shil ..ada yang mau gue omongin ama lo.ikut gue”sambil menarik tangan shila keluar rumah dan membawa nya kesebuah taman

@taman

“iiihhhh.. lo apaan sih cak.main tarik-tarik aja sakit tau”shila manyun

“sorry shil”

“mau ngomong apaan sih”

“maksud lo putus apa shil”

“ya kita putus.gue pengen putus dari lo”

‘maafin gue cak.gue terpaksa ngelakuin ini karna gue gak mau elo menderita karna gue.gue gak mau lo merasa kehilangan.maafin gue cak’batin shilla lirih

“tapi kenapa shil”Tanya cakka

“gue udah gak ada perasaan apa-apa sama lo dan gue udah mencintai orang lain”shila berbohong

“apa? tega banget lo sama gue shil.gampang banget lo bilang gitu sama gue .gue tuh udah sayang banget sama lo.melebihi apapun bahkan gue lebih sayang sama elo daripada diri gue sendiri tapi kenapa lo tega gini ama gue shil.lo jahat sama gue shil lo jahat”cakka ngabisin seluruh tenaganya buat ngungkapin seluruh isi hati nya sekarang dia benar-benar marah sama shila dan pergi meninggalkan shila.

Shila meneteskan air matanya karna gak sanggup mendengar kata-kata cakka barusan

“cakka..” teriak shilla

Cakka tak memperdulikan shila

Tiba-tiba kepala shila terasa sakit lagi bahkan lebih sakit dari yang sebelum nya.sakit nya terasa sakit sekali.shila tetap berusaha untuk bertahan.

“cakka”teriak shila sekeras mungkin dia berusaha untuk tetap bertahan sambil memanggil nama cakka dan akhirnya dia terjatuh.

Cakka yang sedari tadi hanya diam tidak memperdulikan shila langsung membalikkan arah badan nya karna mendengar Sesuatu yang terjatuh.

Cakka menghampiri shila yang tergeletak lemas di rerumputan yang tertata rapi.

“shil.. lo kenapa shil ? shila bangun” cakka menggoyang-goyangkan tubuh shila dan mengecek urat nadi shila

“masih berdenyut”ucap cakka.dia langsung menggendong shila menuju rumah sakit

@rumah sakit

“bagaimana keadaan shila nak cakka”mamah shila yang baru datang karna di telpon oleh cakka langsung menanyakan perihal keadan shila.

“cakka gak tau tan.dokter masih memeriksanya didalam.emang nya shila kenapa tan?”Tanya cakka

Mamah shila hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan cakka

Selang waktu berjalan dokter pun keluar

“gimana keadaan anak saya dok”Tanya mama shila panik

“maaf bu.kemungkinan hidup anak anda sangat lah tipis.kita hanya bisa berdoa dan berharap sebuah mukjizat dari tuhan”

Mamah shila menangis sejadi-jadinya.setelah mendengar penuturan dari dokter.

“tante.emang shila kenapa tan? Tente cerita dong sama cakka shila kenapa?”

“shila ..shila terkena penyakit kanker otak stadium akhir”

“apa tan? Gak mungkin tante bohong”

“tante gak bohong nak kamu dengar kan kemungkinan shila untuk bertahan hidup itu sangat lah tipis”

Cakka langsung berlari menuju ke ruangan shila dan langsung mendekap erat shila

“shila maafin gue.gue udah bentak-bentak lo tadi.kenapa lo gak bilang semua ini sama gue shil.kalau aja gue tau gue gak kan bentak-bentak lo kayak tadi.lo harus bertahan demi gue dan demi nyokap lo.gue gak mau kehilangan lo shil.gue sayang banget ama lo.gue pengen selalu bersama lo selamanya shil.”ucap cakka lirih

“walaupun elo masih koma tapi gue yakin lo bisa denger gue.lo harus sembuh ya.gue yakin lo pasti sembuh”ucap cakka lagi

Cakka tertidur sambil menggenggam erat tangan shila

Seminggu telah berlalu

Karna mamah shila sibuk bekerja jadi yang menemani shila dirumah sakit hanyalah cakka seorang diri.mamah shila datang hanya sekedar mengecek keaadan shila.

Cakka masih berada di samping shila sambil memandangi wajah nya yang pasi pucat

“cakka” ucap shila lemah

“shila.akhirnya lo bangun juga shil”

“maafin gue cak”

“maaf.untuk apa.gue yang mestinya minta maaf ama lo karna gue sudah bentak bentak lo kemarin”

“gak cak.lo gak salah gue yang salah .maafin gue udah ngomong itu ke elo.gue cuman gak pengen lo kepikiran gue terus cak.makasih sudah menemani hari-hari gue cak.lo harus cari pengganti gue cak yag lebih baik dari gue.gue gak bisa nerusin hubungan kita.elo tau sendiri kan cak umur gue tuh udah gak panjang lagi dan bentar lagi gue akan mati cak.gue akan mati”ucap shila lirih

“enggak.lo gak boleh bicara begitu.lo harus bertahan hidup demi gue terutama nyokap lo “

“gue juga gak mau kayak gini cak.gue juga masih pengen hidup.gue masih ingin bersama lo tapi gue udah gak kuat menahan ini semua cak.gue udah gak kuat.rasanya sakit banget”

“lo harus kuat shil dan gue yakin lo pasti kuat.jangan tinggalin gue shill karna gue gak bisa hidup tanpa lo,gue gak bisa bernafas tanpa lo,karna Lo yang gue sayang saat ini.kapan pun dan selamanya “

“cakk..boleh gue minta sesuatu dari lo.sesuatu yang mungkin jadi permintaan terakhir gue”

“lo mau minta apa shil gue akan penuhi apapun permintaan lo”

“gue pengen lo nyanyi sebuah lagu buat gue untuk mengantar gue ketempat terakhir gue”

“kalo itu emang mau lo gue lakuin shil tapi lo janji lo jangan tinggalin gue”

Tak pernah aku bermaksud mengusik mu

Menggangu setiap ketentraman hidup mu

Hanya tak mudah bagi ku lupakan mu

Dan pergi menjauh

Beri sedikit waktu agar ku terbiasa

Bernafas tanpa mu ……

“shila.. gue sudah nurutin permintaan lo.lagu itu khusus gue nyanyiin buat elo shil.karna gue bener-bner gak mau kehilangan elo.shil lo dengar gue kan?” cakka panik karna shila hanya diam

Cakka memegang tangan shila

“tangan kamu kok dingin shil.shil jawab aku shil jawab.kamu jangan diam aja dong shil”paksa cakka

Cakka memeriksa denyut jantung shila.gak ada denyutan lagi.cakka langsung memanggil dokter.beberapa menit kemudian dokter datang dan langsung memeriksa shila.

Cakka menelpon mamah shilla

Gak lama kemudian Mamah shila pun datang

“nak cakka,shila kenapa”

“gak tau tante lagi diperiksa sama dokter.tante yang sabar ya”

Cukup lama akhirnya dokter yang menangani shila keluar dari ruangan shila.

“bagaimana dok keadaan anak saya”Tanya mama shila khawatir

“kami sudah berusaha sebaik mungkin bu.tapi takdir berkata lain”

“maksud dokter apa dok? Apa yang terjadi dengan anak saya”

“nyawa anak ibu sudah gak bisa terselamatkan lagi”

“apa dok”

Mama shila menangis sejadi-jadinya.cakka langsung menemui jasat shila

“shila… kenapa lo tinggalin gue shil gue udah nurutin permintaan elo tapi kenapa elo malah ingkar janji sama gue shil.lo jahat shil”

“sudahlah nak cakka.kasian shila pasti dia sedih ngeliat kamu seperti ini kamu yang tabah ya.tante yakin walaupun raga shila sudah tiada tapi hatinya akan selalu ada didalam hati kamu.kamu harus bisa ngeerelain shila”mamah shila memberikan nasihat pada cakka.walaupun hati mamah shila sakit tapi dia harus tegar dan menerima kenyataan yang ada.

‘ya tante benar aku harus bisa ngerelain kepergian shila.lagipula tante sebagai mamah nya shila aja bisa tabah dengan semua ini.pasti gue juga bisa menghadapin semua ini’batin cakka

@pemakaman shila

Semuanya sudah pulang tinggal cakka bersama mamah nya shila

“cakk.pulang yuk”ajak mamah shila

“nanti aja tan.aku masih pengen disini”

“ya udah tante pulang dulu ya”

“iya tan”

Mamah shila meninggalkan cakka seorang diri

“shil gue janji ama lo gue akan bertahan tanpa lo,dan gue akan tetap bernafas walaupun tanpa lo.gue pengen lo tenang di alam sana.selamat tinggal ASHILL A ZAHRANTIARA lo akan selalu ada didalam hati gue selamanya”janji cakka di depan peristirahatan terakhir shila

THE END